Diposkan pada Japan and Japanese

(J-Corner Ep.5) Variety Show

Ngomong-ngomong soal variety show atau kita singkat saja sebagai varshow, saya baru tau kalau di kamus Cambridge nggak ada kata tersebut, lho… adanya reality show. Dari segi arti mungkin agak mirip, tapi kayaknya secara konsep agak berbeda sedikit. Tapi, mari kita tinggalkan info yang nggak penting-penting amat trivia tersebut. Karena tentu saja blogpost ini bukan tentang definisi dari varshow itu sendiri. Huhahaha.

*pembukaan macam apa iniii? 😝🙈🙏*

Eniwei, kali ini saya sama Eya tentu saja akan membahas mengenai dunia varshow di Jepang, yang bahkan untuk film dan series-nya saja susah diakses, bayangkanlah seperti apa keberadaan varshow ini di dunia entertainment global. Jangan-jangan pada cuma tau berita NHK doang? Wkwkwk.

*Eh, emang news masuk varshow, gitu? 😅*

Eniwei kuadrat, saya sebenarnya lebih dulu mengenal varshow Korea. Tentu saja karena akses tadi. Hanya sebatas Running Man, We Got Married, sama Return of Superman, sih. Itu juga karena dulu itu pada ditayangin sama stasiun TVnya langsung di channel mereka di YT. Nggak tau deh, sekarang juga masih ditayangin atau nggak.

Baru kenal varshow Jepang setelah berada di Jepang dan dapat akses yang sebenarnya nggak legal juga, tapi setidaknya tidak regional locked. Hehehe.

Sekarang ini kalau saya perhatiin di Netflix (kurang tau kalau OTT yang lain) ternyata ada juga varshow Jepang. Beberapa di antaranya akan saya bahas di sini.

Baca juga postingan Eya di sini, ya…

Hajimete no Otsukai (Old Enough!)

Hajimete no Otsukai atau Old Enough (source)

Hajimete no Otsukai atau secara harfiah artinya ‘tugas pertama’, di Netflix Global judulnya menjadi Old Enough!. Varshow ini isinya tentang anak-anak usia 3-6 tahun yang ditugaskan oleh orang tuanya sebuah misi. Entah itu membeli sesuatu atau mengantarkan sesuatu.

Anak-anak ini di-encouraged untuk melakukan tugasnya sendirian. Tapi, nggak dilarang juga untuk meminta bantuan, kok. Tentu saja, walau di layar tampak sendiri, demi keamanan dan keselamatan, para staff (dan kameramen) mengikuti anak-anak ini. Jadi, sesekali kita bisa melihat ada orang dewasa yang berjalan di sekitar anak tersebut sambil membawa tas berisi kamera. Si anak-anak ini tentu saja tidak diberitahu bahwa mereka diikutin kamera terus menerus. Jadi, kadang-kadang dengan polosnya berkomentar tentang kameraman dan kamera mereka.

Percayalah, anak-anak mau di negara manapun, tipikalnya curious-nya nggak beda jauh, kok… 😉

Kebanyakan anak-anak ini hanya diberi tugas secara verbal, karena memang masih terlalu kecil untuk membaca petunjuk. Jadi, jangan heran kalau di tengah perjalanan, suka adaaa aja improvisasinya. Belum lagi anak-anak yang masih punya kecenderungan pemalu dan penakut. Kadang ada juga yang terisak-isak sambil jalan.

Saya suka menonton polah anak-anak ini dalam menjalankan tugas. Walaupun malu-mau, takut-takut, kadang entah dia atau barang yang dibawanya terjatuh, tapi tetap berusaha menyelesaikan tugas yang sudah diberikan. Jadi, bikin senyum-senyum dan hati hangat menyaksikannya.

Di Netflix sendiri, sudah ada 2 season, masing-masing 20 episode dan 10 episode, dengan durasi per episodenya masing-masing sekitar 8 sampai belasan menit. Jadi, sangat cocok untuk tontonan ringan di sela-sela kegiatan.

Di Jepang sendiri, acara ini awalnya tayang sebagai sebuah segmen dalam varshow lainnya sejak 1991 sampai 1994. Setelah itu, ditayangkan irregular, bahkan saat ini hanya ditayangkan dua kali setahun di bulan Januari setiap hari Senin minggu pertama dan di bulan Juli setiap hari Senin minggu ketiga.

Di Netflix bisa ditonton di sini.

Terrace House

Terrace House (source)

Varshow ini isinya tentang tiga laki-laki dan tiga perempuan usia 20an sampai 30an tinggal bersama dalam satu rumah yang disediakan oleh pihak PH. Nggak ada script khusus, benar-benar hanya menjalani keseharian saja. Paling lokasi rumah dan fasilitasnya aja yang lebih ‘wah’ daripada tempat tinggal rata-rata penduduk Jepang seusia mereka.

Saya lupa awal mula nonton ini kenapa. Kayaknya karena salah satu membernya yang akhirnya jadi aktor dan saya tertarik dengan aktor tersebut (tapi ku tak ingat siapa aktornya 🙈). Saat tau brief umumnya, kayaknya lumayan seru. Gimana nggak, orang Jepang yang stereotipnya individualis dan introvert disuruh tinggal bareng. Mana yang sejenis jadinya sekamar pula. Wow, bisa, ya?

Ternyata, walaupun tinggal di satu rumah, mereka tetap bebas dengan kegiatan masing-masing. Jadi, saat episode-episode awal season pertama, interaksi sesama member kalau dilihat dari kacamata saya yang orang Indonesia dan terkenal senang bersosialisasi ini, rada kurang menarik, ya… wkwkwk.

Makanya saya stop dan nggak lanjut bahkan dari season 1-nya. Hehe.

Denger-denger, sih… makin ke sini, konfliknya makin banyak. Mungkin sengaja dipilih orang-orang dengan karakter bikin rawan konflik biar seru. Malah sampai ada yang meninggal karena bunuh diri. Huhu. Bukan karena bullying sesama member, sih. Tapi, dipercaya karena cyberbullying warga net.

Karena kasus suicide ini juga, akhirnya acara ini dihentikan sampai saat ini. Tapi, masih ditayangkan di Netflix.

Bisa ditonton di sini.

Varshow tentang anak-anak Janis

Tentu saja ini bukan judul varshow-nya, dong, ah… 😆

Bagi yang belum familiar, anak-anak janis ini sebutan ngasal saya untuk idol-idol dari manajemen Johnny & Associates. Salah satu agensi idol besar di Jepang yang sudah berdiri sejak tahun 1962.

Agensi ini sudah menelurkan banyak idol group dengan fandom royal mereka. Mereka juga menggunakan sistem trainee dengan masa latihan yang panjang dan nobody knows kapan bisa debut. Para trainee ini disebut Johnny’s Jr, dan sering juga tampil sebagai background dancer senior-senior mereka yang sudah debut.

Agak berbeda dengan konsep idol Korea yang saat masih trainee seringnya ‘dikekep’, anak-anak Johnny’s Jr. banyak yang terlibat aktif di dunia entertainment. Selain jadi background dancer, mereka juga muncul di dorama atau di butai (stage performance). Malah ada beberapa dorama yang isinya para Jr. ini (atau maksimal baru 1-2 tahun melakukan CD debut). Seperti Shiritsu Bakaleya Koukou atau Bad Boy J. Jangan harap kualitas dorama mereka sudah semoncer senior-seniornya. Namanya aja masih anak bawang. Wkwkwk.

Untuk yang sudah CD debut dan punya nama, biasanya dibuatkan juga varshow-nya. Konsepnya biasanya agak berbeda satu sama lain, tapi pada dasarnya sama-sama games atau talkshow antara anggota grup dan bintang tamu. Yang paling terkenal itu SMAPxSMAP (host-nya tentu saja SMAP yang salah satu membernya Kimutaku si raja dorama) dan Vs Arashi yang terkenal dengan games fisiknya. Sayangnya kedua varshow ini sudah berakhir. Yang satu karena grupnya bubar (setelah debut dan aktif selama 28 tahun), sedangkan yang satu lagi karena hiatus (sampai batas waktu yang belum ditentukan).

Tentu saja, grup-grup muda janis masih ada. Malah seiring dengan perkembangan zaman, grup-grup baru debut udah pada punya varshow sendiri di channel YouTube mereka. Contohnya SixTONES (dibaca Sutonzu) dan Snow Man yang debut di tahun 2020.

Tentu saja, untuk varshow yang lebih terkonsep, tetap saja ditayanginnya di stasiun TV atau OTT. Contohnya Ride on Time yang isinya tentang perjalanan beberapa grup Johnny’s menjelang CD debut. Nggak cuma perjalanan grup menjelang debut, tapi juga ada tentang grup yang sedang mempersiapkan event tertentu, bahkan ada tentang staf konser mereka juga.

Sampai saat ini, di Netflix sudah ada sampai 4 seasons, dengan per season-nya 20an episode, dan per episode-nya 20an menit. Asyik banget buat tau lebih dalam tentang seluk-beluk per idol-an Jepang, terutama grup-grup di bawah Johnny’s.

Ride on Time (source)

Ride on Time bisa ditonton di sini.


Gimana? Gimana? Ada varshow Jepang yang menarik perhatian teman-teman, tidak? 😉

Buat J-Corner next episode, kira-kira enaknya bahas apa, ya?

Sampai jumpa di postingan berikutnya~~😘

Penulis:

To many special things to talk about... =p

12 tanggapan untuk “(J-Corner Ep.5) Variety Show

  1. Soal tugas pertama atau hajimete no otsukai (yang harfiah bukan varshow) aku pertama denger di anime Gakuen Babysitter.. Pas kemudian tau varshow Old Enough ini, aku jadi ngeh “oh kayaknya memang anak balita di Jepang mulai diajarkan melaksanakan tugas sejak balita” 😆

    Aku tadi mau sebut Ride on Time pas nyebutin varshow yang ada di Netflix, tapi mikirnya itu documentary, tapi kan documentary juga bisa masuk varshow yaak 😂😂 Kalau ga salah Ride on Time ini udah sampai season 5 tapi belum masuk lagi ke Netflix 😌

    1. Kalau aslinya, sih, aku belum pernah ketemu balita yang jalan sendirian. Kalau ada case begitu juga kayaknya bakal dideketin sm polisi dan diantar pulang. Rawan penculikan, euy. Anak-anak baru jalan tanpa ditemani orang yg lebih tua itu setelah masuk SD. Itu pun jalannya reramean sm anak-anak lain, karena SD-SMP negeri pake sistem rayon radius 4km. Kecuali yg masuk sekolah swasta, baru ada yg ke sekolah dgn kereta. Jadi, kayaknya hajimete no otsukai irl di Jepang itu baru beneran ada saat usia 6 tahun ke atas 😅

      Nah, jadi news dan dokumenter itu masuk varshow ga, Eya? 😂😂😂

  2. Mba Hichaaa ya ampuuun aku nonton drama Bad Boys J itu astagaaa ngakak padahal genrenya action. T_____T Penuh perjuangan banget nontonnya tahun lalu tuh, soalnya beneran apa banget akting dan jalan ceritanya kalau buat ukuran tahun sekarang. xD

    Tentang idol Jepang yang pas trainee tapi bebas berkarya itu jadi salah satu culture shock-ku pas baru-baru ini ngikutin jejepangan. Kenyang banget rasanya nonton Suno pas masih trainee tapi banyak banget bikin acara di YouTubenya hahaha. Sesuatu yang nggak akan aku temui di dunia perkpopan. xD

    1. Kayaknya genrenya action dengan komedi terselubung, Endah 🤣🤣
      Sebenarnya, sampai sekarang juga banyak dorama2 yg production value, akting, dan jalan ceritanya apa banget kayak Bad Boys J. Biasanya dorama2 yg tayang di atas jam 12 malam dengan durasi plus iklan 30min sajo. Makanya, aku kalau ada yg bilang dorama Jepang itu aktingnya begini-begitu, curiganya yg mereka tonton itu dorama2 mureeeh kayak gitu. Yg pake aktor-aktris baru, slot iklan paling murah, scriptwriter ga terkenal, kamera-lighting-lokasi seadanya 😅😅

      Kalau mau lebih stress lagi, coba nonton Good Morning Call (ada di Netflix), deh… Yg tadinya happy, jadi emosi gegara karakter2nya yg apa banget dah minta ditampol wkwkwk

  3. Ya ampunnn aku langsung Cek Old Enough di netflixx… ahahah. 🤣 terimakasih Mba Hichaa…

    Terrace House keren tuh harusnyaa.. tapi miris banget bacanya pas tahu ada kasus bunuh diri. Hikss 😢 apa di Jepang CyberBullying juga masih marak mba kaya di Indooo?

    Btw, next.. bolehh tuh mba ngomongin tentang Lagu Jepang secara detail… mulai dari Genre ngeBit smpe yg mellow.. wkwk *ngatur 🤣

    1. Kalau kubaca-baca sekilas, sih, sebenarnya cyberbullying di Indonesia lebih parah dari segi penggunaan kata-kata kasarnya. Tapi, mungkin karena budaya Jepang itu berusaha untuk tidak mengganggu orang lain, jadi saat ada yg mengungkapkan kalau dirinya merasa terganggu (dalam hal ini komen di medsos), jadinya lebih gampang terluka kali, ya… 😥

  4. Aku pikir Kak Hicha akan bahas Masqurade atau Benteng Takeshi :p

    Oiyaa! Aku belum nonton yang Old Enough, aku kelupaan padahal sering lihat review bagus tentang show ini 😂. Habis baca tulisan Kakak ini, aku jadi makin ingin nonton! Wah, wah, aku jadi kena banyak racun show dan dorama dari Kak Hicha 🤣. Bulan depan kalau udah langganan Netflix lagi, aku coba nonton aah hahaha.

    Bulan depan coba bahas makanan Jepang favorit Kakak-kakak~ wkwk. Kayaknya belum pernah bahas soal makanan ya(?)

    1. Aku udah lama banget nggak nonton keduanya 🤣

      Cuss, ditonton, Li… dan siap-siap tergemes-gemes sama bocah-bocah (yang literally) masih ingusan ini wkwk. Oh iya, mulai bulan maret katanya Netflix ga bisa sharing password lagi, ya? Aku juga terpaksa harus renewal subscription sendiri nih kayaknya heuheu

      Sipp… makasih Lia sarannya 🙂

  5. Aku cuma tertarik old enough doang jujurnya. Itu juga Krn ttg kepolosan anak kecil. Jadi rasanya lebih natural 😄

    Yg 2 lagi, ntahlaah. Kalo ttg tinggal 1 rumah, trus ada konflik , aku tuh LGS kebayangnya semua settingan sih Cha. Mungkin yg Jepang ttp alami Krn dipilih yg karakternya suka ribut biar seru, tapi tetep aja aku bukan tipe yg suka tontonan ribut2 hahahaha. Apalagi pas baca sampe ada yg bundir.

    Yg tayangan ketiga anak2 Janis tadi, hmmmm, ini lebih Krn genre musikku ya rock. Jadi kalo udh berbau idol , biasa memang ga kulirik 😅. Agak susah berpaling kalo masalah genre ini 🤣

    Tapi old enough aku bakal tonton ah.

    1. Susah disuruh akting sih ya kak, anak kecil mah 😆

      Wah… iya juga, ya… aku jadi searching2 jangan2 ada juga Varshow musik rock Jepang di Netflix. Dan ternyata ada dong kak… wkwk
      Tentang One Ok Rock dan persiapan konser online mereka tahun 2020 yg lalu. 😆

Tinggalkan komentar