Diposkan pada Experience

Welcoming 2024

Happy New Year, blogosphere! πŸŽ‰πŸŽ‰πŸŽ‰

Wkwkwk

Januari udah hampir kelar, lu baru muncul aja, sis? πŸ™ˆ

Sebenarnya, (buat saya) pergantian tahun itu nggak ada bedanya dengan bergantinya hari kayak biasa. Paling yang rada beda, karena kalau di Jepang, tahun baru itu mirip lebaran di Indonesia. Jadi, orang-orang pada mudik ke kampung halamannya.

Kami sekeluarga juga mudik ke kampung Bagindo. Berangkat dari Nagasaki ke pelabuhan Oita dengan mobil selama tiga jam perjalanan, lanjut berangkat jam 7 malam dengan kapal selama 12 jam, sampai di pelabuhan Kobe di Rokko Island jam 7 pagi, dan menuju ke rumah keluarganya di Nishi Ward selama 40 menit. Pulangnya juga dengan kapal, tapi dari Osaka berangkat ke pelabuhan Kobe (sekitar sejam), naik kapal lagi dengan jadwal yang hampir sama. Cuma beda nyampenya jadi lebih lama sejam. Nggak tau juga kenapa bisa gitu. Mungkin di Oita, kapal masuk lebih banyak daripada di Kobe, jadi pada ngantri gitu kali, ya.

Beli tiketnya hampir sebulan sebelum berangkat. Dua minggu sebelum berangkat ada acara kumpul-kumpul dengan keluarga suami adik ipar. Di situ kami baru tau kalau ternyata gas di rumah keluarga Bagindo sudah diputus. Memang sih, di rumahnya nggak ada orang yang tinggal. Orang tuanya sudah meninggal, tantenya cuma ada satu dan tinggal di rumahnya sendiri.

Jadi bayangin aja, keluarga besar saya hampir dua kampung jumlahnya (kampung di Sumatera, ya… jadi nggak nyampe seribuan juga hahaha), keluarga Bagindo literally bisa dihitung dengan jari tangan. πŸ˜…

Udah gitu komunikasinya cuma seperlunya aja pula. Padahal hubungannya baik-baik aja, sih… Nggak ada yang berantem atau gimana. Beneran selow banget malah. Saking selownya, kayaknya jadi make prinsip no news is good news sekalian. Wkwkwk.

Karena di musim dingin ini, cari penyakit kalau nginap di rumah yang nggak ada sambungan gas (gimana caranya masak dan mandi, coba? πŸ˜‚), akhirnya kami cari airbnb. Sengaja nggak cari hotel, karena dengan harga yang sama, udah dapat satu unit yang dilengkapi mesin cuci dan dapur. Ribet mah kalau ada bayi yang mulai MPASI tapi nggak ada dapur.

Kebetulan dapatnya di Osaka, makanya pas pulang berangkatnya dari Osaka. Walaupun sebenarnya tetap mampir ke Kobe, sih, buat nyekar ke makam keluarganya.

Di Kobe-Osaka cuma empat hari, sih. Hari pertama, tanggal 31, ke rumah keluarga Bagindo, buat beberes (maklum rumah mah semakin nggak ada yang nempatin, semakin cepat kotornya), lanjut ke rumah tante, dan sore balik ke penginapan.

Keesokan harinya, keluar penginapan pas jam makan siang. Mumpung di daerah yang lebih banyak makanan halalnya, sekalian mampir nyari ramen halal. Selesai makan siang, lanjut ke premium outlet. Tahun baru gitu, lagi banyak diskon. Jangan lewatkan new year sale di Jepang. Diskonnya nggak kaleng-kaleng.

Sayangnya, yang mikir begitu juga banyak. Jadinya jalan menuju premium outlet tujuan kami macet parah sampai perjalanan yang harusnya cuma 40 menit jadi hampir dua jam. Sampai di sana udah mulai gelap, sedangkan si anak bayik perlu menyusu. Belum lagi rame benerrrrr, belanja jadi nggak nyaman. Akhirnya belanjanya sendiri paling cuma tiga puluh menit. Banyakan berada di perjalanannya. Heu.

Hari ketiga kami main di sekitar penginapan aja. Kebetulan dapet penginapan di daerah dengan tourist spots bisa ditempuh dengan jalan kaki. Di antaranya Shinsekai, Nanba, dan Dotonbori. Lagi-lagi berangkatnya abis makan siang, baliknya sebelum maghrib. Dan enaknya berwisata di Jepang di tahun baru (kecuali untuk wisata belanja wkwk), daerah turis malah sepiiii. Kebanyakan hanya ada turis asing, karena turis lokalnya lagi pada mudik. Sampai-sampai yang jaga convenience store semacam Lawson, 7/11, dkk pun 80% orang asing. πŸ˜†

Hari terakhir, juga masih di sekitaran penginapan. Ditambah ke mesjid dan toko halal. Persiapan bahan makanan halal, karena yang di Nagasaki lumayan jauh dari rumah. Berangkat dengan kapal jam 7 malam dan tiba di rumah jam 12 siang keesokan harinya.

Selama perjalanan, secara umum bocil anteng, sampai tiba waktunya tidur malam di kapal. Entah karena getaran mesin atau suara angin laut, anak bayik jadi susah tidur. Beberapa kali mencoba tidur, tapi terganggu dan berakhir ngereog kalau nggak digendong (dan kalau malam cuma mau sama ibu, πŸ™ˆ). Akhirnya, baru bobo pules lewat tengah malam. Tentu saja ibu pun jadi zombie karena kurang tidur. Hauuu…

Kalau di penginapan alhamdulillah bobonya lancar. Cuma di satu hari, waktu itu bed sheet penginapan kena pup bocil. Jadi, saya memutuskan ke coin laundry terdekat (cuma 5 menit jalan kaki dari penginapan) buat cuci kering, karena mesin cuci di penginapan nggak ada dryer-nya.

Ternyata selama 40 menit saya pergi, si bocil nangis ngamuk-ngamuk, sampai bapaknya kebingungan dan hampir habis kesabaran. Balik-balik, dia nanya, ini bocah kamu kasih makan apa, kok ngamuknya kayak abis kesakitan? Pas lihat saya udah balik, nggak berapa lama bocahnya ketawa-tawa cengengesan. Rupanya memasuki fase separation anxiety ke ibunya, toh. Heu…

Selama ini, sih, biasanya dia nggak masalah ditinggal berdua aja sama si bapak. Tapi, itu kan di rumah, ya… di tempat dia terbiasa berada. Ternyata kalau nggak ada ibu, di tempat yang dia pun kurang familiar, separation anxiety-nya malah lebih gampang keluar. Huhu… Maaf kan ibu newbie ini ya, bayik…


Yak, kurang lebih begitulah cerita kami dalam menyambut tahun 2024.

Kalau teman-teman gimana?

Penulis:

To many special things to talk about... =p

2 tanggapan untuk “Welcoming 2024

  1. Ouhh jadi ini Mudik buat cek rumah ya Mba?? Kasihan juga ya rumahnya di tinggal sendirian *hiks πŸ₯². Nggak tahu kenapa Aku agak lebay sih sama benda-benda terutama Rumah. Soalnya beneran rumah tuh kalau udah nggak ada penghuninya kaya Nyawanya ikut hilang. Warna rumahnya ikut hilang, ini yang aku rasain sih ke rumah Bapakku. That is why, tiap hari cekin kesana. Untungnya dekat… Jadi bisa bolak balik. Makein tiap tempat tidur biar buat sekedar tidur-tiduran πŸ˜….. wkwk. Hari ini tiduran di kamar depan, ntar di kamar bapak, ntarnya di kamar atas. wkwk. berharap nggak ada Huntu yang nidurin tempat tidurnya…

    Aku baca cerita jam perjalanan Mba Hicha. Lama jugaa yaa.. 3 jam di mobil,12 jam di kapal. Untung semuanya lancar πŸ€—…

    Mba mau nanya emang benar ya? kalau makanan khas tahun baru itu FriedChicken kaya KFC? Soalnya aku pernah lihat dimana gtu?

    well, ikut senang baca petualangan mudik Mba Hicha dan keluarga… Meskipun dek Bayi sempat nangis 😁 pas ditinggal. Sehat selalu mba..

    Kalau Tahun Baruku yaaa biasa aja sih. Pengen bakaran males karena sendirian, Mau nyeblak rame antriannya. Jadi cuma beli kembang api, sama petasan uler buat main sama anak tetangga depan. Terus tidur jam 10.. wkwkw Bangun-bangun udah yg. “Tahun baru nih??” wkwk 🀣

Tinggalkan komentar