Diposkan pada MindTalk

Definisi

“If you have any question or problem, don’t hesitate to ask me or lab members.” Saya tidak meragukan ketulusan dalam pernyataan tersebut. Saya percaya kalau saya memang harus bertanya jika ada masalah. Tetapi sering sekali saya bingung tentang apa dan bagaimana yang dapat dikategorikan hal-hal yang seharusnya ditanyakan atau tidak. Sering kali saya bingung, bagaimanakah yang disebut masalah itu? Bingung tentang apa yang bisa didefinisikan sebagai masalah itu?Tidak hanya tentang apa yang bisa dikategorikan sebagai ‘masalah’, mungkin ada banyak hal-hal lain yang berpotensi menimbulkan keraguan padanya. Tentang ibadah, makanan dan minuman, serta tentu saja pergaulan sehari-hari sesama manusia. Terlepas dari siapa dan bagaimana, juga di dunia nyata atau dunia maya.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS al Baqarah 286). Saya percaya seratus persen dengan ayat tersebut dan karenanya pula saya yakin Allah akan selalu memberikan kemudahan di setiap permasalahan. Tinggal bagaimana kita mencari solusi seusai kadar kesanggupan. Hanya saja, bagaimanakah yang didefinisikan sebagai kadar kesanggupan tersebut? Bagaimana kita mengetahui seberapa sanggup kita dalam menyelesaikan masalah? Apa yang bisa dijadikan tolak ukurnya?

“Hai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa-apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta bersyukurlah kepada Allah kalau betul-betul kamu berbakti kepadaNya. Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa dalam keadaan terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka tidaklah berdosa baginya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih.” (al-Baqarah: 172-173) Bagaimana dengan definisi ‘dalam keadaan terpaksa’ tersebut? Lalu bagaimana jadinya darah yang dihasilkan dari sari-sari makanan haram yang dimakan dalam keadaan terpaksa tersebut?

Maaf, bukan ingin mempertanyakan hal-hal begini atau begitu. Maaf, bisa jadi saya tak ada bedanya dengan kaum yahudi dan pertanyaan-pertanyaan mereka atas kewajiban mereka untuk menyembelih sapi betina dalam QS al Baqarah 67-74. Maaf, hanya saja tak jarang hal-hal tersebut membingungkan saya. Sehingga pada akhirnya, bagaimana saya bisa meminta pertolongan pada orang lain kalau saya sendiri bingung apa yang bisa dan tidak seharusnya dimintai pertolongan.

Na’udzubillahimindzalik. Sungguh kejelasan itu sangat penting. Dan satu-satunya jalan untuk mencari kejelasan, untuk mendefinisikan tentang kesanggupan, masalah, dan keterpaksaan, hanya dapat dilakukan dengan terus menggali dan mengamalkan ilmu.

Lalu saat tidak menemukan jawabannya, tanyakanlah kepada nurani. Masih sanggup kah? Sebuah masalah kah? Sebuah keterpaksaan kah? Dan kemudian yakinlah kepada Allah.

Sungguh, tidak ada jalan lain selain belajar. Belajar mendefinisikan kadar kesanggupan diri juga meyakini jawaban nurani. Wallahualam bisshawab.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir  dan orang-orang yang meminta-minta; dan  hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar ; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”(QS.2.Al-Baqarah 177)

Penulis:

To many special things to talk about... =p

2 tanggapan untuk “Definisi

Tinggalkan Balasan ke Duha Batalkan balasan