Bulan Desember di Indonesia, identik dengan Hari Ibu. Walaupun bukan tanggal merah, tapi di berbagai tempat sangat terasa perayaannya. Bagaimana dengan di Jepang?
Di Jepang sendiri, Hari Ibu atau yang biasa disebut 母の日 (haha no hi) dirayakan di hari Minggu, minggu kedua di bulan Mei. Sama seperti Hari Ibu International.
Tidak dikhususkan menjadi hari libur (karena memang dirayakan di hari Minggu juga, sih, ya…), tapi sama seperti di Indonesia, perayaannya dilakukan di berbagai tempat, terutama di sekolah dan pusat-pusat perbelanjaan.
Bagaimana dengan ‘ibu dalam budaya populer Jepang’?
Sepertinya hampir di seluruh dunia, untuk budaya populer, entah itu bacaan, musik, atau tontonan, tema ibu merupakah salah satu tema yang cukup sering dieksplor. Termasuk di Jepang. Dalam postingan kali ini, saya dan Eya akan membahas karya-karya mengenai ibu yang diluncurkan di Jepang.
Untuk tulisan Eya bisa dibaca di sini, ya…
Ibu dalam Bacaan
Berhubung saya baru kenal literasi Jepang (selain manga) 2-3 tahun terakhir ini, jadi masih sedikit banget buku-buku karya penulis Jepang yang saya baca. Dua di antaranya juga pernah saya bahas di postingan ini dan ini. Dan kebetulan dua-duanya tentang ibu.
Yang satu ibu yang mengklaim dirinya menjadi pembunuh (dengan cara halus tapi mematikan) untuk membuat pembunuh anaknya mengakui kesalahan mereka. Sedangkan yang satu lagi tentang ibu overprotective yang berusaha melindungi sang anak sampai ke level obsesif.
Dua-duanya memang novel ber-genre crime mystery. Ditambah lagi saya baca versi terjemahannya –yah, kalau versi asli, nggak sanggup baca juga sih saya wkwk. Jadi, kurang mencerminkan kultur di dunia nyata.
Mungkin malah ibu-ibu dalam manga seperti Doraemon, Crayon Shinchan, dan Hai, Miiko! yang lebih ‘masuk’ dengan dunia nyata. Walaupun, tema utamanya bukan tentang ibu.
Ibunya Nobita dan Shin-chan keduanya adalah stay at home mom (SAHM) yang mengurus rumah dan kebutuhan keluarga secara full time. Keuangan keluarga juga mereka yang pegang, makanya kadang terkesan medit. Padahal sebenarnya mungkin saja lebih karena harus benar-benar perhitungan dengan finansial keluarga yang hanya ditopang dari penghasilan suami saja. Belum lagi potongan KPR dan bisa mencapai 35 tahun, seperti yang dikeluhkan ibunya Shin-chan.
Sedangkan mamanya Miiko, merepresentasikan ibu bekerja di Jepang.
Baik SAHM maupun Working Mom, di Jepang maupun di Indonesia, kayaknya dua-duanya sama-sama jungkir-balik dengan perannya. 😅
Ibu dalam Musik
Bagaimana dengan musik?
Berhubung pengetahuan saya tentang musik kebanyakan hanya sebatas OST dorama dan film, jadi lagu-lagu yang akan saya komentari ceritakan di bawah ini tentu saja dari dorama atau film. Hehehe.
Lagu ini jadi OST dorama Ni Gatsu no Shousha yang saya sudah niat nonton, tapi sampai sekarang kok terdistraksi dengan tontonan lain mulu. 🙈
Untuk lagunya sendiri, menceritakan tentang ‘rasa terima kasih yang sulit untuk disampaikan’ dari seorang anak yang sedang kehilangan arah (saking merasa dia b aja) kepada sang ibu. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan orang Jepang berusaha menutupi segala emosi yang dirasakan demi ‘kedamaian’ bersama. Termasuk di antaranya rasa sayang dan syukur yang berpotensi bikin awkward kalau disampaikan dalam bentuk kata-kata.
Ini sebenarnya bukan orang Jepang aja, sih. Saya sendiri juga sampai sekarang sering merasa awkward dalam mengungkapkan rasa sayang pada keluarga. Ehe.
Lagu yang satu ini sepertinya cukup populer di Indonesia. Karena ini lagu jadul, saya nggak ketemu apakah lagu ini juga OST atau tidak, Yang jelas, lagu ini juga tentang rasa bersyukur terhadap ibu yang diejawantahkan dengan semangat pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan.
Lagu yang satu ini adalah OST dari salah satu dorama favorit saya, yaitu Tokyo Tower. Doramanya sendiri menceritakan tentang hubungan anak laki-laki dengan ibunya. Tentu saja OSTnya juga berhubungan dengan ceritanya. Bisa dilihat dari liriknya di sini.
Ibu dalam Tontonan
Kalau untuk tontonan, saya lumayan punya banyak referensi. Ketauan waktu luangnya dipake nonton melulu. Wkwk.
Tontonan yang berkaitan dengan ibu, tentu saja ada hubungannya dengan perempuan juga. Jadi, beberapa mungkin pernah saya selipkan dalam bahasan doramatalk.
Di postingan kali ini saya akan membahas dorama dan film yang walaupun mungkin tema utamanya bukan soal ibu, tapi ibu mengambil peran cukup besar dalam ceritanya.
Seperti yang sudah saya senggol di atas, dorama ini adalah dorama di mana lagu Tsubomi (by: Kobukuro) jadi soundtrack-nya. Bercerita tentang single mother di prefektur Fukuoka yang membesarkan putra semata wayangnya. Diambil dari kisah nyata Lily Franky (ilustrator yang juga aktor Jepang).

Nakagawa Masaya atau Ma-kun tinggal bersama sang ibu setelah kedua orang tuanya bercerai. Ibu Ma-kun tipikal perempuan aktif, ceria, dan pekerja keras. Beliau tidak pernah terlihat mengeluh, meskipun bekerja dari pagi buta hingga malam demi mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua.
Ma-kun sejak kecil anak yang pemalu dan cenderung penakut. Karena kepopuleran si ibu di kampung mereka, Ma-kun jadi seperti berada di bawah bayang-bayangnya. Makanya cita-cita pertamanya adalah merantau ke Tokyo setelah tamat SMA.
Setibanya di Tokyo, selayaknya anak rantau, Ma-kun mengalami culture shock pada banyak hal. Berkali-kali jatuh dan berkat si ibu berkali-kali juga bangkit kembali. Sampai akhirnya Ma-kun lulus, nganggur, kerja part-time, kerja ‘beneran’, dan si ibu akhirnya ikut tinggal bersama Ma-kun di Tokyo.
Dorama ini ceritanya sederhana sekali. Juga dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalau dilihat dari masalah hidupnya, sebenarnya masalah-masalah yang dihadapi Ma-kun itu bukan masalah yang sangat berat, seperti dikejar pembunuh atau harus ikut berperang. Tapi, masalah yang tampak simple, kayak uang bulanan habis sebelum kiriman datang, merasa minder dengan teman yang lebih mampu, atau merasa sendirian di kota besar.
Tapi, karena relatable ini juga yang bikin saya ‘terhanyut’ dengan ceritanya. Apalagi dengan adanya peran ibu Ma-kun yang beneran ‘ngena’ banget bagi saya.
Oh iya, dorama ini udah ada yang upload di YouTube, tapi hitungannya masih ilegal, sih, kayaknya. Wkwk. Udah gitu, karena ini dorama jadul, jadi kualitas gambarnya juga, ya… gitu, deh… Hehehe. Rada kurang cocok sama yang mendewakan visual. Tapi, dari segi akting dan plot nggak ketinggalan zaman, kok…
Kali ini, dorama yang judulnya cocok dengan Hari Ibu, tapi ceritanya seperti mempertanyakan apa arti ‘ibu’ yang sebenarnya.

Bercerita tentang Suzuhara Nao, seorang biologis dengan expertise migrasi burung, yang kemudian jadi guru pengganti di sebuah SD. Padahal sebenarnya dia kurang suka anak kecil. Sampai suatu hari, dia mencurigai seorang muridnya kena KDRT. Meskipun begitu, Reina, anak tersebut, seolah menutupi dan tak ingin ibunya kena masalah.
Karena setiap bertemu, Nao melihat semakin banyak lebam di tubuh Reina, dia akhirnya membawa kabur Reina ke Tokyo.
Dorama ini bukan dorama yang ‘asyik’ buat ditonton. Harus siap mental dengan ada banyaknya kekerasan yang dialami Reina. Nao saja yang awalnya skeptis dengan pekerjaannya, sampai nekat mengangkat dirinya sendiri sebagai ibu Reina, karena tidak tega melihat Reina yang lemah tapi terus membela sang ibu.
Oh iya, dari dorama ini, nama Ashida Mana yang memerankan Reina, langsung meroket karena aktingnya yang cemerlang, lho. Sejujurnya, saya juga telat menonton dorama ini. Kayaknya saya baru tonton sekitar 3-4 tahun yang lalu. Tapi, saya sudah tau dengan Mana-chan dari Marumo no Okite. Dorama keluarga yang tayang setahun kemudian, dan terkenal dengan lagu Maru-maru Mori-mori berikut.
Kalau melihat Mana-chan di Marumo no Okite, jadi lupa kalau dia pernah memerankan peran yang bikin nyesek di Mother. 😆

Tepat sepuluh tahun setelah dorama Mother, ada lagi tontonan berjudul sama, tapi berbentuk film. Sama-sama mempertanyakan arti ‘ibu’ yang sebenarnya. Karena ibu yang satu ini, benar-benar ibu ‘beracun’. Bahkan lebih parah daripada ibu Reina di dorama Mother. Saat menontonnya, bikin benar-benar ingin nampol Nagasawa Masami yang memerankan Akiko, si ibu toxic.
Film ini juga bukan film yang fun untuk ditonton. Tapi, lumayan membuka mata, kalau ternyata ada juga orang tua yang bisa jadi racun untuk anaknya sendiri.
Film ini bisa ditonton di Netflix. Mohon maaf saya nggak punya link-nya, karena di Netflix JP ternyata nggak ada. 🙈
Dalam budaya populer, termasuk di Jepang, tak sedikit bacaan, musik, maupun tontonan yang menceritakan tentang ibu. Ada yang baik dan mengharukan, ada juga yang beracun bikin penonton ikut emosi dengan kelakuannya. Apapun itu, mari diambil baiknya, dan jadikan yang buruk sebagai pengingat agar kita tidak menjadi orang tua seperti itu nantinya.
Kalau teman-teman sendiri bagaimana? Apakah menyukai karya-karya yang bercerita tentang ibu? Oh iya, kalau ada rutinitas khusus di Hari Ibu, mau dong diceritain di kolom komen. Sebagai obat kangen saya pada almh. ibu saya. 🤗
Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya~~😘
Waaah aku ga kepikiran cerita soal ibu di lagu hahahha suka banget sama Chinchoge padahal aku jugaa
Eh iya kemarin di Kouhaku ada Mana-chan duduk sebelahan sama Yuzuru Hanyu ya ampuun adek udah gedeee 😭 Aku tuh kenal Mana-chan justru dari Pacific Rim, jadi masa kecilnya Kikuchi Rinko, di situ aja aktingnya udah bagus banget padahal cuma lari-lari sambil nangis ketakutan karena dikejar kaiju 😭😭 pas nonton dia di Mother langsung ngerasa gila sih fix ini anak kecil jago banget, mana anaknya juga pinter kan 🥺🥺
*salfok ngomongin Mana-chan*
Nagasawa Masami asli sih di Mother pengin banget dipites asli ngeselin banget dari awal jugaa, mana anaknya kayak cinta buta ke ibunya banget, diminta gimana juga dilakuin aja 😭😭
Oh iya, sempat rame juga ya dia di Pacific Rim, meskipun scene-nya cuma sebentar. Coba nonton Marumo no Okite deh, Eya. One of family drama yg so heartwarming 😍. Anak SMA afiliasi Keio, kan, ya?
Pas aku tau doi jadi ibu di Mother agak meragukan gitu, karena emang ga tau ceritanya kayak apa, sih. Kirain bakal jadi ibu-ibu kayak Koharu, eh, ternyata kebalikan 180 derajat. Dan kok ya pas dapet banget ngeselinnya. Wkwk.
Aku pribadi bukannya nggak suka, tapi agak menghindari karena karya-karya yang berbau orangtua seringnya bikin nangis bombay 😭. Kecuali Confessions dan Holy Mother, ini ibunya badass sekali wkwk.
Kalau novel lain yang pernah aku baca, bikin sedih semua 😭.
Mungkin bisa cobain nonton film Mother, Li. Tokoh ibunya minta ditampol. 😂