Diposkan pada Experience

Parenting (B)ala-(B)ala 1Minggu1Cerita (#JanexLiaRC)

Ada yang tau bala-bala? Atau mungkin lebih familiar dengan bakwan? Atau malah ote-ote? Atau justru kakiage? *yak, mulai melenceng πŸ˜…*

Review buku yang saya baca bulan ini memang ada kata bala-bala di judulnya. Tapi, tidak langsung berhubungan dengan bala-bala sebagai makanan. Hanya mengambil filosofinya saja.

Ya, bala-bala yang sering juga disebut bakwan ini, adalah gorengan nikmat dan sehat karena banyak sayurnya 😝 yang dibuat dari campuran tepung dengan isian kol, wortel, daun bawang, kadang-kadang ber-toping udang, yang sepertinya disukai oleh sebagian besar penggemar gorengan asin (saya lebih tepatnya hehe).

Karena macam-macam sayuran yang jadi isinya, juga bentukannya yang tampak acak-acakan tapi tak mengubah rasanya yang enak dan ‘berisi’, diambillah makanan ini sebagai bagian dari judul antologi tulisan dari member grup 1Minggu1Cerita (1M1C). Harapannya, pengalaman penulis-penulis di buku ini, walaupun tampak ‘campur-campur’ tapi tetap gurih dan ‘berisi’ untuk memperluas pengetahuan tentang pengasuhan.

Buku ini dibagi menjadi lima bagian berdasarkan usia anak, yaitu Bayi 0-3 Bulan, Bayi 3 Bulan – 2 Tahun, Balita 2-5 Tahun, Anak 5-10 Tahun, dan Remaja. Tiap-tiap bagian terdiri dari satu tulisan, yaitu untuk kategori Bayi 0-3 Bulan, sampai yang terbanyak untuk bagian Balita 2-5 Tahun dengan tiga belas tulisan. Total ada 25 tulisan dari 25 penulis yang kesemuanya cukup aktif ngeblog.

Berikut judul-judul tulisannya.

Bayi 0-3 Bulan

  • Bayi Ramah Lingkungan (Melzealanda)

Bayi 3 Bulan – 2 Tahun

Balita 2-5 Tahun

Anak 5-10 Tahun

Remaja

Iyes, saya sendiri ikut menyumbang satu tulisan di buku ini. Ini buku kedua yang ada tulisan saya di dalamnya. Buku pertama yang tidak diperjual-belikan, adalah surprise dari Mbak Eno, seorang blogger yang saat ini sedang hiatus di dunia blog tapi aktif di IGπŸ˜† dan hobi ngasih giveaway. Pernah saya singgung di sini.

Untuk buku ini sendiri, kok berani-beraninya saya ikutan menulis tentang parenting, padahal nikah saja belum? 😝✌

Saat diumumkan rencana pembuatan buku ini, saya awalnya tidak berniat ikutan. Ceritanya sadar diri bahwa tema antologi ini di luar kemampuan dan pengetahuan saya. 😁

Tapi, kemudian oleh para panitia, cakupannya diperluas bahwa tak hanya pengasuhan anak, pengalaman berinteraksi dengan anak-anak, baik itu anak sendiri, keponakan, adik, apapun itu selama masih anak-anak dan pengalaman sendiri, diperbolehkan menyumbang tulisan.

Berhubung ada pengalaman berinteraksi dan mengobservasi anak-anak selama setahun lebih, akhirnya cus saya kirimkan tulisan saya.

Buku ini sendiri, tak hanya memasukkan pengalaman dan hasil observasi masing-masing penulisnya, tapi juga ditambahkan teori-teori yang mendukung hasil observasi tersebut. Sejujurnya, jadi tantangan tersendiri buat saya. Saya jadi ngubek-ngubek dan baca banyak artikel ilmiah tentang psikologi dan ilmu parenting di Google Scholar dan ScienceDirect. Padahal biasanya baca artikel ilmiah tentang Math, Mekanika Fluida, Simulasi Numerik, atau hal-hal lain di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Math). Jadi, untuk artikel-artikel bidang sosial dan perilaku manusia, sedikit banyak memberikan point of view baru bagi saya.

Setiap tulisan dalam buku ini memiliki keunikan tersendiri. Tentu saja ada pelajaran yang dapat diambil dari masing-masing tulisan. Sungguh membuka wawasan. Tak hanya untuk para orang tua, tapi juga untuk para calon orang tua.

Dari buku ini saya jadi tahu tentang proses menyapih, persaingan dengan saudara kandung pada anak, proses pengenalan emosi pada dan oleh anak, juga cara berkomunikasi dengan anak.

Tambahan lagi, dari buku ini wawasan saya tentang anak-anak juga menjadi bertambah. Saya jadi tahu bahwa meskipun masing-masing anak sudah memiliki karakter dan temperamennya sendiri, karena anak merupakan peniru ulung maka lingkungan terdekatnya lah yang kemudian membentuk kepribadiannya.


Tertarik buat baca? Cuss, bisa langsung kontak saya atau penulis lainny, ya… πŸ˜‰

Penulis:

To many special things to talk about... =p

12 tanggapan untuk “Parenting (B)ala-(B)ala 1Minggu1Cerita (#JanexLiaRC)

  1. wowww banyak temen-temen blogger didalamnya
    aku tadi mikir apa korelasi antara bakwan sama dunia parenting hehehe
    kalau dijember malah ga disebut bala-bala, tapi ya bakwan atau ote ote
    unik juga ya sebutan bala-bala kalau sama dengan bakwan ini

    1. Iya, mba, bala-bala itu sebenarnya bahasa Sunda. Karena paling dekat penyebutannya dengan ‘ala-ala’ juga πŸ˜†

  2. Hii mba Hicha 🀩.
    Buku parenting entah kenapa tidak banyak diminati ibu-ibu disekitar saya, nggak tahu kenapa. Beberapa dari teman-teman yang sudah jadi ibu lebih suka membaca tulisan-tulisan di FB. Saya sendiri hanya baca-baca sekilas dari web-web parenting πŸ˜….

    1. Ini kalo opiniku ya sob, Mungkin bukan karena ga diminati . Tapi Krn mereka merasa anak itu beda2, dan cara pengasuhan yg 1 blm tentu sesuai untuk yang lain. Makanya mereka sungkan beli buku fisik, tapi bisa jadi LBH suka e-book nya ataupun artikel online di FB dll. Krn ga berbayar, jadi kalopun ga sesuai Ama karakter dan pola pengasuhan ke anak mereka, ga rugi2 amat 😁.

      Cuma aku ga pungkiri, masih ada yg mau beli langsung, untuk referensi mereka, sekedar nambah knowledge ttg pengasuhan ataupun pada dasarnya suka baca segala macam genre 😊

    2. Hi juga mba Sovia 😊
      Mungkin seperti yang disebut mba Fanny. Karena anak itu beda-beda, dan makin banyak referensi kadang malah bikin tambah pusing. Wkwk

    1. Iya, ya? Padahal baru tiga buku parenting, kok, Lii… πŸ™ˆ
      Waduhh… *brb mulai baca lagi buku2 yang makin banyak aja tumpukan (e-book) yg nganggur* wkwk

  3. Nulis komen buat Sovia, mau nulis Sov, kenapa jadi sob 🀣.

    Waahhhh banyak yg aku kenal penulisnya niiih Cha πŸ˜„.. kereeeeen lah, dan rata2 memang banyak yg fokus Ama dunia parenting dari blog nya sendiri. Berkompilasi jadi buku yaaa..

    Memang Yaa, jadi orangtua ga ada habisnya buat belajar. Melewati fase yang 1, masih ada lagi fase2 anak lainnya. Kirain setelah umur 2 tahun, si anak bisa lewat masa tantrum dan udah mulai gampang diatur, ternyata ga juga 🀣. Nemuin fase meniru dan dia udah punya keinginan sendiri πŸ˜…. Seru sih … Kitanya yg harus pinter melihat situasi dan mencari pola pengasuhan yg pas. Masing2 anak aja walo sekandung tetep beda karakternya.

    1. Kalau kak Fanny, bentar lagi masuk fase menghadapi anak pre-teen, ya? Jadi teringat kakak pernah nulis di IG, kalau menuhin target penghasilan dari trading saham lebih gampang daripada menuhin target BB anak πŸ˜† Semangat, kak Fanny! πŸ’ͺ

  4. Ya ampuuun pas Kak Eno bikin itu aku belum kenal blognya😭 keren mba Hicha udah punya dua bukuπŸ‘πŸ‘πŸ‘ tbh kalau tentang parenting aku nggak mau komentar banyak soalnya zero experienceπŸ˜‚ tapi udah punya satu buku parenting di rumah wkwkwkwk. Anyway bala-bala kalau dilihat dari komposisi dan gambarnya, di Malang namanya weci~~~ malah komen makanan🀭

    1. Wah… buku parenting apakah itu?

      Kirain di Malang sebutannya ote-ote kayak di Surabaya juga *malah dilanjut bahas makanan πŸ˜†*

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s