Diposkan pada Learning or Studying, MindTalk

Tantangan Pesawat Terbang

Sebelumnya, turut berduka cita dengan hilangnya pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182. Semoga ada keajaiban seperti yang diharapkan banyak orang. Tapi jika kenyataannya seperti yang kita khawatirkan, semoga amal ibadah para korban diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.

Sebenarnya saya sudah berniat buat nulis tentang tantangan yang lain. Tapi berita duka yang saya terima kemarin sungguh bikin pilu dan bikin saya jadi pengen menulis tentang pesawat aja.

Percaya atau tidak, pesawat itu moda transportasi paling aman di dunia, lho. Dari statistik oleh Northwestern University yang dicatat di website ini, perjalanan dengan pesawat terbang menyumbang kematian 0.007 orang untuk setiap satu miliar mil perjalanan. Bandingkan dengan motor yang menyumbang 212.57 korban jiwa, atau lebih dari 100.000 kalinya.

Memang sih, sekalinya kecelakaan berisiko tinggi dan berakibat fatal. Tapi mungkin karena risiko yang tinggi ini juga yang menyebabkan ketatnya otoritas terhadap pesawat.

Untuk penerbangan sendiri, sepertinya angan-angan untuk bisa terbang sudah ada di benak manusia sejak manusia mengenal burung. Ya, namanya saja manusia, kapan coba merasa puas dengan yang ada? Pasti selalu ada keinginan untuk melakukan hal baru, mempunyai apa yang belum dimiliki, atau sekadar keinginan untuk maju dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Begitu juga dengan terbang.

Catatan mengenai teori penerbangan tertua yang dipercaya, adalah desain ornithopter (pesawat dengan sayap yang bisa mengepak) yang dibuat oleh Leonardo da Vinci di abad ke 15. Meskipun begitu, cerita-cerita mengenai manusia yang berusaha terbang sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Salah satunya Icarus yang menerbangkan sayap buatan ayahnya Daedalus, tapi karena tidak mengindahkan perintah sang ayah untuk tidak terbang terlalu dekat dengan matahari, lem pada bulu-bulu sayap buatan tersebut mengering dan terlepas. Icarus pun jatuh ke laut.

Mitos Icarus (Fig taken frome here)

Meskipun begitu, belum ada bukti-bukti yang sahih tentang kebenaran cerita ini, sehingga cerita Icarus dan sayap buatan sang ayah masih dianggap cerita mitos.

Setelah Leonardo da Vinci dengan desain pesawatnya yang tetap hanya berupa gambar sampai akhir hayatnya, sejarah penerbangan berlanjut dengan balon udara dan glider. Secara teoritis pemahaman ilmuwan mengenai aliran udara di sekitar benda juga semakin berkembang. Pemahaman tersebut kemudian diaplikasikan terhadap bentuk pesawat terbang dengan gaya angkat dan gaya hambat yang optimal seiring dengan perkembangan zaman dan penuh dengan tantangan.

Contoh bentuk Ornithopter (Source: wikimedia)

Tantangan dalam membuat pesawat sudah dimulai sejak tahap desain dasar (basic design), di mana beberapa area harus saling berkompromi secara optimal agar dapat menghasilkan desain pesawat sesuai kebutuhan.

Misalnya saja untuk pesawat penumpang. Dari sisi aerodinamika, tentu saja menginginkan pesawat dengan gaya angkat semaksimal mungkin, tapi gaya hambatnya harus seminimal mungkin. Kalau mau dimenangkan sisi yang ini, maka bentuk ideal pesawat adalah sayap saja. Tidak usah pakai mesin dan tidak mengangkut penumpang.

Kalau dari sisi struktur dan produksi, bentuk ideal pesawat adalah yang sekuat mungkin dengan proses produksi seminimal mungkin. Dengan kata lain bentuknya kotak padat terbuat dari baja saja. Tapi tentu saja kalau bentuknya begitu, bagaimana bisa terbang.

Begitu juga dari segi stabilitas. Pengennya sih bikin pesawat se-stabil mungkin. Tapi lagi-lagi, apakah bisa terbang? Apakah bisa diproduksi? Apakah tidak membuat penumpang mabuk karena manuvernya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus ada penyelesaiannya sebelum mendesain pesawat.

Itu untuk pesawat penumpang. Kalau untuk pesawat jenis lain seperti pesawat tempur atau pesawat nirawak, beda lagi tantangannya. Mungkin sedikit berbeda. Misalnya untuk pesawat penumpang, desain harus mengutamakan kenyamanan. Jadi pesawat dibuat sestabil mungkin, sehingga saat ada gangguan (turbulen, menabrak burung, dll), pesawat tidak langsung oleng. Sayangnya sifatnya yang sangat stabil ini ada negatifnya juga. Saat ada gangguan berat dan pusat aerodinamikanya bergeser jadi di belakang pusat gravitasinya, pesawat ini akan sulit untuk kembali ke posisi awal.

Sedangkan untuk pesawat tempur, kemampuan manuver lebih diutamakan daripada kenyamanan. Makanya pesawat fighter ini bisa jungkir-balik, bermanuver sampai posisi inverted (terbalik), tapi tetap bisa kembali ke posisi semula.

Inverted maneuver F/A-18 Hornet (Figs taken from here)

Walaupun begitu, pada dasarnya desain awal pesawat sama-sama bertujuan agar pesawat tersebut bisa terbang dengan selamat. Sama-sama tentang bagaimana berkompromi secara optimal dari segi aerodinamika, struktur, produksi, dan kestabilan, bahkan sampai ke maintenance-nya.

Makanya pembuatan pesawat itu bisa lamaaaa. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan demi keselamatan penumpang juga.

Dan paling lama itu saat desain dan proses sertifikasinya. Salah satu pesawat buatan anak bangsa, N-219 Nurtanio, baru selesai proses sertifikasi setelah mengalami pengujian selama tujuh tahun.

Pesawat N-219 Nurtanio, buatan PT. Dirgantara Indonesia (Fig from wikipedia)

Begitu juga dengan pesawat pabrikan Boeing maupun Airbus. Seri yang lama terus ditingkatkan kualitasnya dengan mengeluarkan seri-seri yang lebih baru, lebih canggih, dan lebih aman.

Mungkin memang tetap saja ada kecelakaan yang memakan korban jiwa. Tapi percayalah, para ilmuwan dan engineer sudah berusaha semaksimal mungkin meminimalisasi akibat fatal yang ditimbulkan. Seperti mendesain body pesawat agar bisa gliding (melayang tanpa mesin), juga agar dapat mengapung di air selama minimal dua menit (dengan berat 20-40 ton).

Tapi tentu saja, pada akhirnya saat terbang, mungkin bisa kita sebut sebagai saat-saat manusia menyerahkan diri pada Tuhan. Tidak banyak hal yang bisa kita lakukan selain menaati peraturan yang tidak banyak itu (mematikan alat elektronik, menegakkan kursi, dan membuka window shield saat take-off dan landing, serta tidak merokok selama penerbangan). Karena memang kita hanya bisa duduk dan berdoa semoga selamat sampai tujuan.

Semoga kedepannya, dengan semakin berkembangnya teknologi, usaha para ilmuwan dan engineer dalam mengembangkan teori, mendesain dan memproduksi, serta me-maintain pesawat dapat mewujudkan harapan zero-accident di masa depan.

Aamiin yaa rabbal’alamiin.

Penulis:

To many special things to talk about... =p

18 tanggapan untuk “Tantangan Pesawat Terbang

  1. Kak Hicha, benar banget. Aku pernah dengar juga perihal pesawat terbang adalah moda transportasi paling aman dibanding lainnya. Mungkin karena sekalinya kecelakaan banyak memakan korban jiwa jadi pilu lihatnya 😦

    Di satu sisi, aku salut dengan orang-orang yang membuat pesawat terbang dari masa lalu hingga masa kini karena hal itu pasti sulit banget. Membayangkan beban seberat itu bisa melayang di udara, pemikiranku nggak sampai 😂. Dan orang-orang ini pasti udah berjuang keras memberikan yang terbaik untuk ciptaannya.
    Pada akhirnya memang kembali lagi kepada takdir.
    Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan 😭🙏🏻

    1. Iya, Li… sekali kecelakaan akibatnya fatal 😖

      Iya, sains&teknologi tu emang ga bisa disempurnakan sekaligus atau sama satu orang aja. Itu pun ga jarang modal nekat, praktekin dulu, belajar dr pengalaman, walaupun kadang harus makan korban, kayak pesawat ini ☹️

      Aamiin 😇

  2. Dari kemarin baca berita ini astagaaa hatiku nyeess banget… Selalu pilu tiap denger berita kecelakaan pesawat :(( Semoga masih ada keajaiban dan kalaupun yang terburuk semoga keluarganya diberi kekuatan :((

    Aku sering dikasih tau soal pesawat adalah moda transportasi paling aman, karena aku benci banget naik pesawat hahaha tiap mau terbang tuh takut bawaannya, pikiranku jelek 😅 Jadi orang2 yang mau terbang bareng aku selalu yakinin itu 😔

    1. Aamiin ya rabb…

      Kalau naik pesawat tuh udahlah emang yg bisa dilakuin cuma berusaha beresin pikiran jelek sama banyak2 berdoa ya mba… 😅

      Kalau aviophobia kayak Chiaki senpai-nya Nodame malah mungkin harus dibius dulu sebelum naik pesawat 😅

  3. sedih banget kalo denger berita pesawat jatuh.. semoga para korban diampuni segala dosa dan diterima amal baiknya, serta keluarga diberi kekuatan dan kesabaran

  4. Hicha, apa kabar?
    Akhirnya bisa balik blogwalking dan mampir ke sini..

    Aku pun turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa Sriwijaya Air SJ182. Semoga keluarga dan pihak-pihak terkait diberikan kekekuatan untuk melewatinya.

    Setuju banget sama statement mu, moda transportasi udara aka pesawat itu lebih aman ketimbang mobil dan motor. Cuman karena faktor media dan jumlah korban serta probabilitas selamat dari kecelakaan yang kecil, orang-orang jadi kemakan dan menjadikan kecelakan pesawat itu lebih berbahaya ketimbang mobil dan motor.

    Btw, aku pribadi g ada masalah dengan naik pesawat. Pengalaman paling menarik tuh pas naik pesawat hercules-nya TNI AU. Naik selama 7-8 jam dari Biak, Papua ke Jatim. Berasa kek naik angkot tapi melayang di udara angkotnya XD

    1. Halo, Pipit?
      Kerjaan akhir-awal tahun emang kadang bikin pengen jungkir balik, ya… 😆

      Mungkin karena jarang terjadi, makanya sekali terjadi langsung diblow-up gitu, ya…

      Wah… ga kebayang smp 7-8 jam, udah kayak penerbangan haji atau ke Jepang 😲

      Terus segitu lama dikasi makanan kayak penerbangan komersial ga, Pit? 😬

      Aku juga pernah sih naik Hercules, tapi cuma dari Bandung ke Padang. Itu pun ada yg ga dapat tempat duduk, jadinya berdiri. Jadi beneran kayak angkot deh 😆

  5. Haloo mba, apa kabar? Semoga selalu sehat yaak 😀

    Saya sepakat kalau pesawat adalah moda transportasi yang paling aman dan paling minim kecelakaannya di dunia. Tapi tadi, seperti yg dibilang. Sekalinya kecelakaan, pasti langsung heboh.
    Semoga kecelakaan pesawat ke depan semakin sedikit yaa

    1. Halo, mas dodo…
      Alhamdulillah, baik
      Semoga begitu juga dgn mas dodo, ya… 😊

      Bener banget, mas. Mungkin karena jarang2 itu, plus sekalinya terjadi berakibat fatal, makanya langsung bikin heboh

      Kalau ada kecelakaan motor yg pengendara+penumpangnya satu motor smp 10orang juga kayaknya bakal bikin heboh, ya… 😅

      Aamiin… semoga corona juga cepat seleai *teteup 😁*

  6. Wuaaa, baru tau kalau N-219 Nurtanio baru selesai proses sertifikasi setelah pengujian selama tujuh tahun. Lama bangeet yaaa… Tapi harus sih, ini kan terkait keselamatan banyak pihak yaa..
    Walaupun pesawat adalah mode transportas paling aman, sekalinya kejadian kecelakaan jarang banget ada yg selamat.
    Semoga korban SJ182 mendapat tempat terbaik di sisinya dan keluarga yng ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan yaaa…

    1. Karena jarang2 tapi sekalinya muncul langsung fatal itu makanya aturannya dibikin ketat banget, ya…
      Aku sendiri smp sekarang masih paling seneng naik pesawat, sih… walaupun 10menit setelah take-off seringnya langsung ketiduran juga… 😝

      Ikut mengaminkan doa Ica. Apalagi ngeliat postingan orang2 tentang pilotnya yg katanya baiiik banget itu. Ga kebayang gimana sedihnya orang yg ditinggalkan. Huhu

  7. Kalau ngikutin perkembangan teknologi sampai akhirnya munculi pesawat yang bisa dinaikin penumpang tuh seru banget ya kak!
    Dulu waktu di kampus aku sering dicekokin video-video tentang kecelakaan pesawat. Kenapa bisa terjadi dan apa preventive actionnya.
    Memang K3 di dunia penerbangan itu sangat tinggi. Soalnya sekalinya kecelakaan, bisa fatal banget akibatnya. Bahkan bisa bikin perusahaan bangkrut (Baca: Adam Air).
    Semoga saja dengan kejadian-kejadian ini, para perusahaan penerbangan bisa tetap berhati-hati dan menjalankan K3 dengan baik…
    Makasih kak artikelnya
    Sungguh menarik

    1. Iya, mba… pas masa2 TPB tu jadi masa paling bahagia, karena kuliah intro tentang Teknik Penerbangan IMO jadi kuliah yg paling seru yg aku dpt selama di kampus.

      Wah, dulu di TInya mba Frisca tentang K3 gitu kah?

      1. Aku justru dicekokinnya pas masa tingkat akhir hahaa soalnya ambil matkul ergonomi industri gituu nah disitu dibahas deh k3 di industri2…

        Dan yes ada juga matkul k3 sendiri (ini belajar ke dosen teknik lingkungan) hahaha
        Tapi sejak ganti kurikulum, jadinya k3 dipenggang prodi TI sendiri
        Cuma pas waktu aku ambil matkul ini, masih diajar dosen TL

      2. Hoo… emang TI itu cakupannya luas banget juga, sih ya… jadi bisa masuk ke mana2.
        Teringat dulu waktu kuliah kerja praktek, ada anak TI juga tiga orang. Padahal di perusahaan maintenance pesawat 😁

        Aku sekarang malah ga tau lagi kurikulum di AE udah gimana saking lamanya ga nyentuh kampus wkwk

        2 tahun lalu, sempat main ke kampus, tapi ya cuma jalan2 aja, bingung juga kalau mau SKSD sm yg masih kuliah di sana. Hahaha

  8. Sebagai traveler rutin, aku suka takuuut banget kalo udh denger pesawat jatuh :(. Apalagi beberapa kali ngalamin temen, dan tetangga ada yg jadi korban. Makin serem jadinya.

    Kalo udh mau berangkat traveling, aku biasanya banyakin doa dan solat sebelum pergi, apalagi kalo ninggalin anak2.

    So far aku ngalamin turbulens paling parah pas ke Bali. Berangkat malam. Itu sampe lemes sih. Jelek banget goncangannya, dan dari pertengahan pergi sampe landing :(. Temenku di samping sampe ngeremes tanganku kenceng banget. Lah aku juga takut sebenernya.

    Pas udh landing, itu kayak lemes kaki mba. Sampe Bali yg ada aku lgs ke hotel, mandi, tidur. Ga pgn jalan2 Ama temenku Krn msh takut tadi.

    Cm ga pengen juga stop jalan2. Biar gimana itu hobiku. Jd walo takut, ya sudahlaah. Memang sudah takdir sih ya mba. Kalo udah waktunya Tuhan memanggil, apapun caranya, mana bisa sih kita menghindar :(.

    1. Iya, mba… perjalanan dengan pesawat itu kadang malah bikin kita jadi lebih dekat sm Tuhan, ya…

      Karena emang ga banyak usaha yg bisa kita lakuin selain menaati aturan dan banyak berdoa 🙂

      Pada dasarnya fase cruise (fase terbang paling panjang) itu sebenarnya fase paling aman, mba. Tapi, turbulensi karena cuaca buruk maupun CAT (clear air turbulence) yg bikin paling serem. Pesawat komersil keluar dr zona stabilnya, susah banget buat distabilkan lagi 😦

      Tapi tenang mba, para designer, engineer, dan otoritas sudah bekerja sedemikian keras menjadikan keselamatan penumpang sbg prioritas 🙂

Tinggalkan Balasan ke Hicha Aquino Batalkan balasan