Diposkan pada Experience, Japan and Japanese, Stories

Cerita si Saya di Jepang (Ep.3 – Mengurus Izin Tinggal dan lain-lainnya)

Sebelumnya:

Intro dan Episode 1

Episode 2


09 April 2012

Sudah seminggu berlalu. Si Saya yang badannya nomor dua paling kecil di seantero dorm (diluar dugaan, ternyata ada yang lebih kecil dari saya! Hihi.), masih belum ada kelas. Kelas Bahasa Jepang baru dimulai minggu depan. Minggu ini masih berkutat dengan penyambutan mahasiswa baru, placement test untuk kelas Bahasa Jepang, dan mengurus-urus segala macam administrasi dan hal-hal yang berbau birokrasi.

Untungnya semua dibantu dan meskipun Jepang itu Negara yang sangat birokratif, tapi sangat memudahkan. Ternyata birokratif tanpa mempersulit itu ada di dunia nyata, kok!

Untuk mahasiswa asing yang baru datang seperti si Saya ini. Saya diajak oleh beberapa volunteer asli Jepang yang masih mahasiswa ke beberapa tempat, seperti ward office a.k.a kantor kecamatan (disebut juga 区役所atau dibaca kuyakusho), untuk mengurus alien card, mengurus asuransi kesehatan (jadi hanya perlu membayar 30 % kalau harus ke dokter), buku tabungan dan kartu ATM (nasib mahasiswa yang hidup dari beasiswa, kalau nggak gitu nggak akan mungkin ke Jepang. Hehe.), dan diakhir dengan ceremony penyambutan oleh International Student Center, juga welcome party oleh grup volunteer yang ternyata sebuah unit kegiatan mahasiswa di Kobe Univ.

img_6704.jpg
Alien card

Sejujurnya, pas welcome party kemarin, entah kenapa inferior syndrome penduduk warga negara dunia ketiga saya tiba-tiba keluar.

Bukan cuma karena Bahasa Inggris saya pas-pasan (apalagi Bahasa Jepang!), tapi juga karena kok saya berasa tenggelam di lautan mahasiswa-mahasiswa asing yang pada menjulang ini. Efek tinggi badan. Padahal cewek lokal sini juga rata-rata tidak sampai 160cm sih, cuma high heels-nya juga tidak kurang dari 10cm. Hahaha.

Herannya, untuk cowok-cowoknya kenapa justru pada tinggi semampai gitu, ya? (beneran semampai karena sepertinya berat badan mereka dibawah rata-rata untuk ukuran tinggi badan segitu). Untungnya berangkatnya sama teman-teman asrama, jadi ya lumayanlah bisa “bertahan” sebentar.

Placement test kelas Bahasa Jepang sendiri dilakukan hanya sehari. Tentu saja bertujuan untuk mengetahui kemampuan seseorang sesuai ditempatkan di kelas mana. Si Saya ini dapat kelas B. Kelas upper beginner yang artinya “nggak pemula-pemula banget, tapi belum pantas dimasukkan ke kelas menengah”. 😝

Eh tapi, untuk kelas kanji masih level tiarap, ding. Sama kayak motto iklan perusahan bahan bakar nasional, “dimulai dari nol!”


Update:

Sekarang udah nggak ada alien card lagi,  diganti dengan residence card, yang lebih mempermudah karena membuat orang asing nggak perlu submit izin masuk kembali ke Jepang ke kantor imigrasi saat kembali dari luar negeri (buat mudik misalnya).

Oh iya, motto P*ertamina masih “dimulai dari nol!” nggak sih?😅

Episode 4

Penulis:

To many special things to talk about... =p

13 tanggapan untuk “Cerita si Saya di Jepang (Ep.3 – Mengurus Izin Tinggal dan lain-lainnya)

      1. Hoo… ndak mel… itu gitar ntah sia yang lah baliak duluan kayaknyo. Pernah dipakai latihan otodidak seminggu, terus berhenti dek bosan. Hahaha…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s